Prabumulih, Portalsriwijaya.com - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Prabumulih belum lama ini menerima penghagraan pelayanan publik berbasis HAM dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), disebabkan berhasil membuat berbagai inovasi pelayanan publik untuk masyarakat.
Tidak hanya itu, Rutan Prabumulih juga berhasil melakukan pembinaan terhadap narapidana menjadi memiliki kemampuan dibidang kerajinan tangan. Para warga binaan dibawah kepemimpinan Kepala Rutan, Reza Mediansyah berhasil membuat berbagai kerajinan yang terbuat dari barang bekas seperti membuat guci dari koran bekas, tanaman hias, asbak, atau hiasan dinding lainnya.
Namun sayang, pihak rutan mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil kerajinan sehingga belum memberikan tambahan penghasilan untuk para warga binaan.
"Hasil kerajinan warga binaan itu bagus-bagus, kemarin ketika dipajang di Stand PWI Prabumulih saat pameran pembangunan November 2019 (Porprov-red) lalu hampir seluruh kerajinan dipajang laku terjual, semestinya ada tempat pemasaran dan semestinya pemerintah membantu sehingga membantu warga binaan, saat mereka bebas ada keahlian dan ada tabungan," kata Edi, satu diantara warga ketika dibincangi, Rabu (11/12/2019).
Menanggapi hal tersebut Sekda Pemkot Prabumulih, Elman ST MM ketika dibincangi wartawati Portalsriwijaya.com mengharapkan pihak rutan berkoordinasi dengan pemerintah sehingga akan dicarikan solusi pemasaran.
"Sebenarnya tidak ada yang sulit dalam memasarkan atau mempromosikan hasil karya warga binaan itu, namun selama ini belum ada koordinasi. Kalau ada koordinasi maka pemerintah kota bersama rutan bisa mencarikan solusi dan tempat untuk menjual hasil karya itu ke masyarakat," ungkapnya.
"Sebenarnya tidak ada yang sulit dalam memasarkan atau mempromosikan hasil karya warga binaan itu, namun selama ini belum ada koordinasi. Kalau ada koordinasi maka pemerintah kota bersama rutan bisa mencarikan solusi dan tempat untuk menjual hasil karya itu ke masyarakat," ungkapnya.
Elman menegaskan, jelasnya pemerintah kota Prabumulih memiliki pusat oleh-oleh dalam menjual kerajinan maupun makanan hasil pengrajin kota Prabumulih, jika pihak rutan berkenan maka hasil para warga binaan juga akan dipajang di sana namun hal itu akan dibicarakan lebih dahulu.
"Jika dipajang disana juga maka akan terlihat oleh masyarakat dan orang luar yang mampir, tentu jika dilihat hasil karya mereka bagus maka akan bertanya siapa yang buat dan pengunjung akan beli tapi ini akan kita koordinasikan dulu," katanya.
Pria asli Prabumulih ini mengaku jika selama ini belum mengetahui detail jika para warga binaan memiliki hasil kerajinan yang bagus dan memiliki daya jual tinggi.
"Ini harus dipublikasikan dan dipasarkan sehingga orang tau dan membeli, dengan demikian juga mungkin kita bisa bantu mengurangi beban mereka dan ini tanpa sengaja membentuk peluang kerja, kita mengharapkan komunikasi dan koordinasi dari pihak rutan," harapnya.
Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IIB Prabumulih, Reza Meidiansyah Amd IP SH mengatakan jika hasil karya para warga binaan itu tidak sengaja dibuat katena berawal dari mengisi kekosongan selama menjalani pembinaan.
"Jadi bukannya kita tidak ada koordinasi, sebenarnya berawal dari mengisi kekosongan jadi mereka dibina sebelumnya tanpa sengaja ternyata menjadi hobi, karena hasilnya bagus lalu mereka terus buat baik untuk dibawa pulang oleh keluarganya atau memberi teman," tutur Reza.
Reza mengakui pihaknya memang mengalami kendala dalam memenuhi bahan para warga binaan untuk membuat kerajinan.
"Kita juga kesulitan melalui bahan dan terbatas, koran yang dibutuhkan pun pasti harus banyak dan kalau pemerintah memang mendukung kita harap bisa mempertimbangkan karya napi tersebut untuk dipasarkan," harapnya.(Ing)
0 komentar:
Posting Komentar