KONI Sumsel Gandeng Poltekpar Palembang Gairahkan Sport Tourism


Palembang, Portalsriwijaya.com - Ketua Umum KONI Sumatera Selatan H Hendri Zainudin melalui Sekretaris Umumnya, Suparman Romans bersama Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang Zulkifli Harapan berencana akan mengairahkan Sport Tourism di Sumatera Selatan.

Suparman mengungkapkan, Wisata olahraga (sport tourism ) kian berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Ke depan sport tourism harus bisa menjadi andalan pemerintah provinsi Sumatera Selatan, untuk mendatangkan wisatawan, terutama turis mancanegara, ke daerah Sumatera Selatan.

"Sumsel  memang memiliki prospek yang cerah untuk menjadi ikon utama sport tourism di dunia. Hal itu tak lepas dari potensi besar berupa kekayaan alam indah yang kita miliki," ungkap Suparman diruang kerjanya, Selasa (4/2/2020).

Menurut Suparman, sport tourism terbagi menjadi dua, yaitu hard sports tourism dan soft sports tourism . Hard sport tourism adalah pariwisata olahraga yang terkait dengan event-event besar yang diselenggarakan secara reguler seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games, World Cup.

Adapun soft sport tourism adalah pariwisata olahraga yang unsur gaya hidupnya lebih menonjol seperti lomba maraton, triatlon, golf, dan balap sepeda.

"Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah event sport tourism sukses digelar di Tanah Air sekaligus menjadi ajang promosi efektif pariwisata Indonesia ke mancanegara. Saat ini banyak daerah di Tanah Air yang berlomba mengembangkan sport tourism masing-masing untuk menarik minat wisatawan," katanya.

"Event sport tourism yang bisa disebut sangat sukses antara lain ajang lomba lari Jogja Marathon dan Borobudur Marathon yang diselenggarakan setiap April dan November di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Event ini selalu melibatkan peserta di atas ribuan orang, termasuk para pelari dari mancanegara," tutur Suparman.

Suparman menjelaskan juga bahwa ada sensasi berbeda dengan mengikuti euforia olahraga dalam acara sport tourism. Olahraga yang mengkombinasikan dengan wisata atau sport tourism ini ternyata kian menarik minat banyak orang. Salah satunya seperti Mandiri Jogja Marathon 2019.

Faktanya, sebanyak 80 persen peserta bahkan berasal dari luar Jogja! Pada dasarnya, sport tourism merupakan acara yang mengkombinasikan olahraga sekaligus bertujuan mempromosikan pariwisata suatu daerah.

Melalui keberadaan acara olahraga yang besar, harapannya daerah wisata yang dilalui semakin populer.  Selain itu, komunitas-komunitas di daerah bersangkutan juga bisa turut menggerakkan perekonomian wilayah sekitarnya.

Keinginan KONI  Sumatra Selatan untuk mengembangkan sport tourism di provinsi tersebut mendapat dukungan penuh Kementerian Pariwisata. Bahkan, melalui Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang Zulkifli Harapan, melontarkan beberapa ide baru untuk memperkuat positioning Sumsel .

Zulkifli mengatakan,  pada soft sport tourism, tidak wajib hanya atlet yang mengikuti acara tersebut. Semua masyrakat bisa ikut.

Indonesia dan sport tourism Sudah ada beberapa sport tourism yang popular diselenggarakan di Indonesia dan terkenal di kancah internasional. Penariknya yakni alam Sumatera Selatan yang bervariasi dan menarik untuk ditelusuri, mulai dari laut, sawah, sungai, hingga wilayah pegunungan.

Beberapa sport tourism Indonesia yang cukup populer misalnya, Tour de Flores, Tour de Singkarak, dan Tour de Ijen, perkembangan sport tourism di Indonesia juga menjadi sektor dengan pertembuhan tercepat, yaitu 6 persen per tahun atau sekitar 600 miliar dollar AS per tahun.

Zulkifli juga menuturkan, kreativitas dan daya inovasi adalah kata kuncinya. Sepeda bekas Onthel ternyata memiliki nilai jual yang tinggi di tangan seorang bernama Towil.

Hal yang sama sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja di Sumsel ini yang memiliki kreativitas dan daya inovasi tinggi untuk mengembangkan sport-tourism di lingkungan sekitarnya.

 Kami terus berupaya mendukung berbagai ide yang bisa diimplementasikan di lapangan terkait dengan pengembangan potensi sport- tourism di berbagai kawasan di Smatera Selatan.

Pendek kata, potensi yang dimiliki Sumsel demikian besarnya, yang diharapkan akan bisa mendukung pengembangan sport-tourism di tanah air. Dan dipadukan dengan kesiapan infrastuktur bandar udara yang mendukung, akan semakin mempercepat tujuan akhir.

Tentunya, ini sejalan dengan program Kementerian Pariwisata yang terus berupaya mendatangkan 30 juta wisatawan asing untuk datang ke berbagai kawasan di Indonesia di akhir tahun 2020 mendatang.

Sport-tourism adalah gerbang promosi gratis bagi upaya mendongkrak perolehan devisa dari sektor pariwisata di tanah air. Selain potensi lebih yang telah dibahas di atas, kita masih menyimpan banyak kelemahan mendasar yang harus segera dibenahi.

Seperti mengaitkan dengan partisipasi (peran serta) masyarakat yang masih sangat rendah dalam berbagai event sport-tourism yang telah diadakan.

Sementara itu Ketua Harian KONI Sumsel, H Ahmat Taher menambahkan, bahwa kita juga masih kekurangan tenaga pramuwisata (pemandu wisata/tour leader) yang memahami olah raga. Tenaga pemandu wisata semacam ini masih sangat langka.

Mungkin untuk tour leader yang memahami masalah pariwisata sudah cukup banyak, namun yang sekaligus juga mengerti dan mendalami olah raga tertentu, tidak terlalu banyak.

Maka pekerjaan rumah ke depan adalah menyiapkan tenaga pramuwisata yang memahami seluk beluk sport, sekaligus memahami masalah wisata keseluruhan dengan baik.

"Dengan adanya kerjasama dengan Poltekpar Palembang diharapkan Nantinya dapat melahirkan pramuwisata yang handal dan dapat berkontribusi dalam indusri bisnis Bidang Olahraga, sport-tourism yang juga dapat menghadirkan investor untuk mengembangkan usahanya di sumsel," tandas Taher. (AJI)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar



Portalsriwijaya.com

Arsip