Saat Ramai Makan Bergizi Gratis Bermasalah, SPPG Prabumulih Ini Justru Jadi Sorotan Nasional, Ada Apa ?


Prabumulih, Portalsriwijaya.com - Nama Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan, kembali menjadi sorotan publik di tingkat nasional. Bukan karena viral kasus kriminal maupun masalah sosial, namun karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sukses menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 


SPPG tersebut yakni SPPG Prabumulih Timur yang terletak di Jalan Flores Gang Bethano Kelurahan Gunung Ibul Barat (GIB) Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih.


SPPG Prabumulih Timur menjadi perbincangan banyak tokoh nasional di tengah banyaknya permasalahan pelajar keracunan, makanan berbelatung, basi dan lainnya. SPPG Prabumulih Timur menjadi sorotan karena dianggap mampu menjadi percontohan dalam proses memasak, pengemasan, distribusi, hingga pencucian wadah makanan (foodtry/ompreng) secara profesional dan higienis.


Hal itu terungkap dalam konferensi pers Badan Gizi Nasional (BGN) pada Jumat (26/9/2025) bertajuk Insight with BGN yang dihadiri Wakil Ketua BGN, Nani S Deyang serta Guru Besar Ilmu Gizi dari IPB, Prof Hardinsyah.

Sebelum kompres dimulai, terlebih dahulu ditayangkan detail alur kerja tim SPPG Prabumulih Timur mulai dari persiapan makanan, distribusi, hingga pencucian foodtry dengan standar sanitasi tinggi.


Penampilan video itu diharapkan menjadi inspirasi para pengusaha SPPG yang telah mencapai 2400 unit di indonesia. Dalam video diputar, dimulai dengan penurunan foodtry dari kendaraan distribusi, lalu pemisahan sisa makanan, dilanjutkan dengan proses pencucian berlapis menggunakan air panas dan air dingin secara bergantian. 


Setelah benar-benar bersih, foodtry dikeringkan menggunakan alat atau mesin pengering khusus yang menjadi poin penting karena bukan hanya sekadar mengeringkan sisa air, tetapi juga berfungsi membunuh bakteri jahat. 


Dengan demikian maka omprengan makanan benar-benar higienis sebelum kembali digunakan dan menariknya jika foodtry masih menyisakan noda saat dimasukkan ke mesin pengering, maka noda itu akan permanen menempel. Karena itu, kebersihan awal sebelum proses pengeringan mutlak dijaga.

"Ini di SPPG Prabumulih. Bisa kita lihat proses pencucian foodtry. Dicuci dengan air panas, setelah itu bilas dengan air dingin, baru disterilkan lagi dengan air panas. Setelahnya, baru dipanaskan pakai mesin pengering supaya kotoran, minyak, dan air benar-benar hilang," ungkap moderator dalam tayangan tersebut.


Selain pencucian foodtry, SPPG Prabumulih Timur juga ditampilkan telah menggunakan steam rice untuk memasak nasi dalam jumlah besar. Teknologi ini dinilai lebih efisien dibanding rice cooker konvensional.


Dengan steam rice, satuan SPPG bisa mengejar target ribuan porsi setiap hari, sebagaimana ditetapkan program MBG. BGN bahkan mewajibkan setiap SPPG memiliki minimal tiga unit steam rice untuk memenuhi kebutuhan sekitar 3000 porsi per hari.


Dengan standar kebersihan tinggi dan inovasi modern, SPPG Prabumulih Timur membuktikan bahwa program MBG bisa berjalan sukses asalkan ada keseriusan, disiplin dan inovasi dalam pelaksanaannya.


"Kalau semua SPPG bisa mencontoh apa yang dilakukan di Prabumulih Timur, maka kasus-kasus keracunan bisa ditekan seminimal mungkin," ungkap salah satu netizen mengomentari tayangan youtube.  


Pemilik SPPG Prabumulih Timur, Budi Kumbang ketika diwawancarai wartawan mengaku senang dan bangga aktivitas relawannya bisa ditampilkan dalam forum skala nasional.


"Selaku mitra BGN kami tentu merasa senang bisa tampil di skala nasional, meskipun hanya dalam bentuk video. Itu sudah cukup membuat kami bangga," ungkap Budi kepada wartawan, Minggu (28/9/2025).


Budi menuturkan, apa yang ditampilkan di video dalam forum tersebut merupakan rutinitas yang dijalankan sejak awal program MBG bergulir pada Februari 2025 lalu. Namun penggunaan alat pengering baru diimplementasikan sejak Juni 2025 sebagai bentuk peningkatan standar sanitasi.


Bahkan kata Budi, saat ini pihaknya menggunakan mesin pengupas telur untuk mempermudah pekerjaan relawan sehingga bisa menghemat waktu. "Kita lihat tenaga kerja kesulitan dan memakan waktu lama untuk mengupas telur. Kita berinovasi dengan memakai mesin pengupas telur, hasilnya lebih efisien karena menghemat waktu dan mempermudah relawan dalam bekerja," jelasnya.


Untuk menjaga kualitas rasa, SPPG Prabumulih Timur juga telah mengontrak chef bersertifikat dan berpengalaman. Langkah ini dilakukan bahkan sebelum kasus-kasus keracunan ramai diberitakan di daerah lain.


"Sebelum banyak persoalan, kami sudah menggunakan chef bersertifikat. Tujuannya agar makanan yang dihidangkan benar-benar nikmat dan sesuai standar gizi. Jadi bukan sekadar kenyang, tapi juga sehat dan enak," tambah Budi. (05)

Share:

0 comments:

Posting Komentar




Portalsriwijaya.com

Arsip