Muaradua, Portalsriwijaya.com - Perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke XV di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) telah cukup lama berakhir. Namun perhelatan tersebut menyisakan cerita memilukan bagi pencinta olahraga di Kabupaten OKU Selatan.
Betapa tidak, dalam ajang Porprov Sumsel ke XV itu, Kabupaten OKU Selatan justru memegang predikat sebagai juru kunci alias mendapat peringkat paling rendah yakni peringkat ke 17.
Sebagian pencinta olahraga di OKU Selatan menilai ini justru predikat paling memalukan disebabkan Kabupaten yang banyak atlet hebat ini justru menduduki peringkat paling dasar diantara 17 kabupaten kota yang ada di Sumsel.
Kegagalan ini dinilai banyak pihak, salah satunya disebabkan pembinaan yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) OKU Selatan yang tidak berjalan dengan baik.
Pasalnya pada masa KONI OKU Selatan dipimpin Carles Minarko SE, Kabupaten OKU Selatan masuk dalam peringkat 5 besar di Porprov ke XIV tahun 2023 di Lahat dengan perolehan 71 mendali Emas, 48 mendali Perak dan 59 mendali Perunggu.
Sedangkan pada Porprov XV tahun 2025 di Kabupaten Muba dimana KONI OKU Selatan dipimpin Saputra SSos alias Aput, OKU Selatan justru menjadi juru kunci di peringkat 17 dengan perolehan 3 Emas, 4 Perak dan 9 Perunggu.
"Ini menurun drastis, sungguh disayangkan sekali. Kita sebagai pencinta olahraga terkejut kok bisa demikian," ungkap Andi, satu diantara warga OKU Selatan ketija dibincangi wartawan.
Hal yang sama disampaikan Deni, warga OKU Selatan lainnya yang mempertanyakan dimana pembinaan dari KONI OKU Selatan yang mendapat dana hibah dari Pemerintah Kabupaten OKU Selatan melalui Dinas Pemuda Olahraga untuk membina atlet.
"Jauh sekali penurunannya, dulu kita masuk 5 besar malah turun drastis jadi juru kunci. Ini apa penyebabnya, apakah Anggaran hibah dari pemerintah terlalu kecil atau ada mafia-mafia olahraga yang bermain sehingga prestasi olahraga OKU Selatan menjadi merosot," keluhnya.
Warga juga meminta pihak aparat penegak hukum (APH) kedepannya melakukan audit investigasi terhadap penggunaan anggaran pembinaan atlet tersebut apakah anggaran pembinaan sepenuhnya turun ke cabang olahraga (Cabor) yang ada atau ada yang bermain sehingga pembinaan tak maksimal. (FR86)







0 comments:
Posting Komentar