Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bina Darma Hadiri IFCS Melawan Hoax, Disinformasi dan Missinfomasi di Indonesia


Palembang, Portalsriwijaya.com - Aliansi Jurnalis Indonesia dalam kongres XII menggelar 'Indonesia Fact Checking Summit (IFCS)' di Palembang pada Jumat (3/05/24).


Kegiatan dihadiri oleh sejumlah jurnalis, pers mahasiswa, akademisi, pengelola media, NGO dan kedutaan sejumlah negara membahas mengenai persoalan tren gangguan informasi, artificial intelligence, dan ekosistem media selama Pemilu tahun 2024.


Sasmito selaku Ketua Umum AJI Indonesia mengatakan bahwa tantangan terhadap disinformasi, missinfomasi, perkembangan AI, Polarisasi dan krisis Iklim menjadi tantangan yang harus di hadapi jurnalis dan media independen. Di tengah situasi yang membutuhkan peran jurnalis dan media independen, menjadi tantangan yang serius untuk dihadapi karena adanya serangan terhadap pers, dan banyak bentuk kekerasan yang menjadi. 


"Kegiatan ini berkolaborasi dengan berbagai komunikasi, pers Regional untuk melindungi dan menjaga demokrasi," ujar Sasmito dalam sambutannya.


Selain itu juga, pesta demokrasi yang terjadi pada pemilu kemarin menjadikan banjir informasi sebagai jurang perpecahan di antara keberagaman. Banyaknya berita-berita hoaxs ditemukan di berbagai platform media sosial saat polarisasi politik ketika pemilu. Tahun 2024, hoax tidak hanya melalui tulisan-tulisan dalam pemberitaan, namun juga Penggunaan konten-konten framing melalui vidio dengan teknologi AI, serta platform penyebaran hoax yang paling banyak digunakan ialah tik-tok.


Literasi media yang sangat kurang serta keterbatasan akan referensi objektif yang sedikit dalam pengecekan informasi,  sementara itu teknologi AI semakin menggila, menjadi tantangan yang harus dituntaskan dengan berkolaborasi bersama untuk membuat masyarakat tertarik dan ingin membaca sebelum berbicara.


Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas BinaDarma berpartisipasi dalam rangkaian acara Indonesia Fact Checking Summit pada Kongres XII AJI sebagai bentuk dukungan bahwa perguruan tinggi juga turut berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem media yang lebih baik. 


Adi Marsiela selaku Koordinator Koalisi Cek Fakta, sekaligus partner AJI dalam penyediaan informasi berkualitas tanpa hoax dalam sesi talkshow Findings and Challenges in Handling Information Disruption During the 2024 Election mengungkapkan Pemberitaan Politik dan pilpress menjadi pemberitaan yang paling banyak beredar di media periode Januari - 20 April 2024. Dan ada sejumlah antisipasi yang telah dipersiapkan menuju PILKADA 2024. 


"Untuk antisipasi, Pada persiapan Pemilihan kepala daerah pada November mendatang kami telah menyiapkan 100 koalisi cek fakta dari Sabang sampai Merauke, guna pengawasan yang semakin tinggi," ujar Adi Marsiela.


Dalam sesi diskusi tersebut juga disebutkan selain mempersiapkan antisipasi-antisipasi menuju PILKADA 2024 guna menyediakan informasi terpercaya dan membantu masyarakat dalam menelan informasi yang objektif, juga di perlukan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari jurnalis, activist society, akademisi, masyarakat sipil, perguruan tinggi, stakeholder dalam hal ini pemerintah untuk terus menciptakan ekosistem media yang lebih baik bagi persiapan perkembangan yang akan semakin hebat di tahun selanjutnya. 


Dalam rangkaian acara IFCS pada Kongres XII AJI, juga terdapat rangkaian kegiatan Workshop, Training dan Diserssion.(05)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar



Portalsriwijaya.com